Pengertian Asam, Basa, dan Garam

Pengertian Asam, Basa, dan Garam

Asam, basa, dan garam penting sekali dalam kehidupan sehari-hari. Zat-zat ini tersebar luas di alam, industri, dan di rumah. Coba kalian sebutkan zat asam, basa, dan garam yang ada di sekitar kalian! Air susu yang rusak dapat menimbulkan asam laktat. Dalam aki kendaraan bermotor, kita jumpai asam sulfat. Basa banyak digunakan dalam sabun, pembersih lantai, dan pasta gigi. Garam yang dikenal adalah natrium klorida atau garam dapur. Garam ini terdapat dalam air laut dan dalam aliran darah kita.
Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai asam, basa, dan garam. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat mengelompokkan sifat larutan asam, basa, dan garam melalui alat dan indikator yang tepat. Di samping itu kalian dapat melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

 A. Mengenal Asam, Basa, dan Garam

Perhatikan makanan di sekeliling kalian. Tentunya dengan indra pengecap, kalian bisa merasakan rasa dari masing-masing makanan yang telah kalian makan. Manis, asin, asam, atau pahitkah?

1. ASAM

Gambar 3.1 Buah jeruk merupakan contoh suatu asam Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar 1
Pernahkah kalian minum air jeruk? Rasanya masam bukan? Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena dalam buah tersebut terkandung asam sitrat yang rasanya masam. Jika ditinjau dari segi rasa, maka asam adalah zat yang rasanya seperti rasa jeruk (Gambar 3.1) yaitu masam. Apakah untuk mendeteksi bahwa zat merupakan asam harus dicicipi dahulu? Jawaban yang tegas atas pertanyaan tersebut adalah tidak. Tidak semua asam boleh dicicipi, karena banyak asam yang berbahaya. Beberapa asam mempunyai sifat racun, seperti asam sianida (HCN) yang merupakan racun yang digunakan untuk mengeksekusi narapidana yang dijatuhi hukuman mati. Asam klorida merupakan asam kuat yang bersifat korosif, demikian pula asam sulfat, asam klorat, dan sebagainya.
Gambar 3.2 Svante August Arrhenius Sumber: www.corrvsion-doctors.org
Secara umum asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+). Definisi ini dikemukakan oleh Arrhenius (Gambar 3.2), sehingga dikenal dengan asam Arrhenius. Asam yang telah kalian kenal dalam rumusnya selalu mengandung unsur hidrogen, tetapi ingat! Tidak semua zat yang mengandung hidrogen disebut asam.
Suatu asam dapat berupa zat padat, cairan, atau gas. Ada asam yang berbahaya karena bersifat racun dan korosif, tetapi ada juga asam yang sangat diperlukan bagi tubuh kita.
Mungkin di antara kalian pernah membersihkan mata dengan asam borat, atau menikmati bakso yang berkuah dengan asam cuka. Banyak zat pembangun tubuh kita yang dibentuk dari asam, seperti lemak yang dibentuk dari asam lemak serta protein yang terbentuk dari asam amino. Dalam lambung kita juga terdapat asam klorida yang berperan dalam pencernaan makanan. Dalam darah kita terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan pada pengangkutan makanan.
Sejak zaman purba, jauh sebelum ilmu kimia lahir, bangsa Sumeria di Mesopotamia sudah menggunakan asam nitrat (dulu disebut aqua fortis atau air kuat) untuk memisahkan emas dari perak. Perak dapat larut dalam asam nitrat, sedangkan emas tidak. Adapun pemahaman ilmiah tentang senyawa-senyawa asam dikembangkan oleh Antonie Laurent Lavoisier (1777) yang menerangkan bahwa semua asam mengandung unsur oksigen. Tetapi dugaan ini ternyata tidak seluruhnya benar, karena banyak asam yang tidak mengandung oksigen.

 2. Hujan Asam

Di zaman yang serba modem ini, pemakaian bahan bakar minyak bumi menyebabkan jumlah oksida di udara meningkat pesat, terutama gas C02, S02, S03, dan N02 sehingga menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan seperti terjadinya hujan asam dan meningkatnya suhu permukaan bumi
Gambar 3.3 Asap yang dihasilkan industri
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar juga 3Sam nitrat Sebagai beriku
Pencemaran lingkungan dapat berasal dari asap pabrik industri (Gambar 3.3), asap kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hujan asam tersebut dapat terjadi karena gas-gas tersebut dapat bereaksi dengan air menjadi
S02(g) + H20(l) H2S03(ag) (asam sulfit)
SO3{g) + H20(l) -» H2S04(aqr)(asam sulfat)
N02(g) + H20(l) -> HN03(a<7) (asam nitrat)
Ingat asam bersifat korosif, sehingga dapat merusak beberapa benda yang terkena air hujan yang bersifat asam tersebut, seperti logam dan bangunan yang mengandung kapur. Jika peralatan terutama yang berasal dari logam, seperti: motor, mobil, sepeda, terkena air hujan sebaiknya segera dibersihkan atau dicuci kembali dengan air biasa.

3. Basa

Basa merupakan pasangan dari asam. Minuman soda gembira, pasta gigi, dan sabun merupakan contoh senyawa basa. Sifat basa berlawanan dengan sifat asam. Jika asam merupakan zat yang dapat melepaskan ion H+, maka basa merupakan zat yang dapat melepaskan ion OH-dalam air. Definisi inipun merupakan definisi yang dikemukakan oleh Arrhenius. Ion H+ yang berasal dari asam bertemu dengan ion OH’ yang berasal dari basa, maka segera terjadi reaksi kimia antara kedua ion yang berlawanan tersebut menjadi molekul air yang bersifat netral.
H+(aq) + OH-(aq) -> H20 (l)
Jika kalian minum es soda gembira, atau ketika kalian menggosok gigi dengan pasta gigi (odol), apakah yang kalian rasakan? Terasa pahit bukan? Jika ditinjau dari segi rasa, maka basa mempunyai rasa seperti rasa yang kalian rasakan saat meminum es soda gembira ataupun saat menggosok gigi. Namun sebagaimana asam janganlah kalian membedakan basa dengan cara dicicipi, karena beberapa basa berbahaya jika masuk ke dalam mulut atau tertelan.

4. Garam

Apakah garam itu? Reaksi antara asam dengan basa akan menghasilkan senyawa baru air dan garam. Reaksi asam dan basa ini disebut juga sebagai reaksi penetralan, karena menghasilkan garam dan air yang bersifat netral. Jadi garam merupakan zat hasil dari reaksi asam dan basa.
Contoh: HCI(a<7) + NaOH(a<7) -» NaCI(l) + H20(l) :
(asam)           (basa)                   (garam)   (air)
Beberapa contoh garam yang sering kalian temukan di sekitar sebagai berikut.
  1. Garam dapur (NaCI),
  2. Soda kue (NaHC03),
  3. Batu kapur (CaC03),
  4. Garam Inggris (MgSOJ merupakan garam yang dipakai sebagai obat pencahar.
Pernahkan kalian sakit lambung (maag)? Maag disebabkan sering telat makan. Hal ini membuat keluarnya asam lambung yang berupa asam klorida yang berlebihan.
Asam lambung bertugas menguraikan zat-zat makanan sehingga mudah dicerna oleh alat pencernaan kalian. Oleh karena itu, apabila dalam perut tidak ada makanan maka asam lambung menjadi berlebihan dan menyerang dinding usus, sehingga perut terasa sakit.
Biasanya obat yang dapat mengurangi nyeri lambung mengandung basa Mg(OH)r Dengan demikian kelebihan asam lambung (HCI) dapat dikurangi karena asam bereaksi dengan basa menjadi garam dan air.

B. Sifat Asam, Basa, dan Garam

info : Garam dapur yang kita makan sehari-hari mengandung banyak manfaat antara lain membantu gerak saraf, menggerakkan otot, dan menjaga kesetimbangan cairan tubuh. Namun apabila konsumsi garam berlebihan akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan antara lain tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Oleh karena itu, disarankan agar konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per hari.
Selain berasa masam, senyawa asam bersifat korosif, artinya dapat merusak, terutama benda-benda dari logam dan marmer. Untuk itu bila kendaraan bermotor kalian kehujanan, maka segeralah dicuci dengan airsumur, ledeng agar tidak segera berkarat. Sebagian besar asam dapat bereaksi dengan logam menghasil­kan gas (H2) dan reaksinya dengan marmer menghasilkan gas karbon dioksida (C02).
Adapun basa bersifat kaustik, artinya dapat merusak kulit kita. Sabun mandi dan sabun cuci merupakan senyawa basa. Sabun terbuat dari natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH) dengan lemak atau minyak kelapa. Sabun dapat membersihkan kotoran dengan menurunkan tegangan air sehingga air sabun mudah melarutkan kotoran yang menempel. Apabila sabun tersebut digunakan terlalu lama dapat merusak kulit (kering). Sifat basa yang lain adalah terasa licin di kulit (membentuk sabun). Garam bersifat netral yang tidak menunjukkan sifat asam maupun basa.

 C. Identifikasi Sifat-sifat Asam, Basa, dan Garam

Untuk mengidentifikasi suatu zat apakah tergolong asam, basa, atau garam, dapat dilakukan dengan cara dirasakan, namun bagaimanakah jika zat itu beracun atau berbahaya? Untuk mengidentifikasi zat, para ahli kimia sudah sejak lama menggunakan zat warna yang disebut lakmus, yang berasal dari spesies lumut kerak (Rocella tinctoria). Keunggulan dari lakmus ini adalah karena perubahan warnanya sangat jelas terlihat. Selain itu lakmus sukar teroksidasi oleh oksigen (02) di udara sehingga dapat disimpan lama serta lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga dapat disediakan dalam bentuk kertas lakmus.
Selain menggunakan lakmus, kita juga bisa menggunakan zat indikator, yaitu zat yang berubah warnanya jika bertemu dengan asam atau basa. Berikut beberapa indikator yang sering dipakai di laboratorium.
Tabel 3.1 Indikator yang Sering Dipakai di Laboratorium
Warna dalam Asam Warna dalam Basa
Lakmus merah biru
Fenolftalein (pp) tak berwarna merah
Metil merah (mo) merah kuning
Bromotimol biru kuning biru
Kuning metil merah kuning
Dinitrofenol tak berwarna kuning
Metil jingga merah kuning
Trinitrobenzena tak berwarna jingga 

D. Skala Keasaman dan Kebasaan

Seperti yang telah diuraikan di muka, setiap zat mempunyai kekuatan keasaman ataupun kebasaan atau disebut sebagai derajat/skala keasaman ataupun kebasaan. Jika pada pelajaran di depan masih digunakan kertas lakmus, saat ini di laboratorium sekolah dan universitas sudah digunakan alat canggih dengan teknologi digital untuk menentukan skala keasaman ataupun kebasaan suatu zat, yaitu dengan pH meter. Istilah pH pertama kali diperkenalkan oleh Soren Sorensen, seorang ahli biokimia berkebangsaan Denmark. pH meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH asam, basa, atau garam dengan tepat. pH {potenz of hydrogen) merupakan satuan skala dari larutan dengan konsentrasi rendah. Skor pH larutan berkisar antara

Gambar 3.4 Alat pH meter
Sum ben Dok. Penerbit
Adapun indikator asam basa seperti lakmus, fenolflatein, metil merah, bromtimol biru, dan metil jingga tidak dapat menentukan nilai pH suatu larutan secara pasti. Sebaliknya pH meter dapat menampilkan nilai pH suatu larutan di layarnya. Cara menggunakan pH meter dengan mencelupkan elektrodanya ke dalam larutan yang diukur pH-nya (Gambar 3.4). Seperti telah kalian ketahui bahwa air merupakan zat yang bersifat netral. Oleh karena sifatnya yang sangat universal dan netral ini, maka air merupakan standar yang dijadikan acuan untuk pH netral suatu zat. pH air ditetapkan sebesar 7.
Gambar 3.5 Indikator asam basa Sumber: Dok. Penerbit
Dengan mengetahui nilai pH, maka keasaman dan kebasaan suatu larutan dapat diketahui. Semakin kecil angka pH, maka larutan semakin bersifat asam. Sebaliknya, semakin besar angka pH suatu larutan, maka larutan tersebut semakin bersifat basa. Oleh karena air netral, mempunyai pH = 7, maka dapat dikatakan bahwa larutan bersifat asam jika pH larutan kurang dari tujuh. Sebaliknya larutan bersifat basa jika pH larutan lebih besar dari angka 7.
Suatu indikator yang dapat membedakan skala pH mulai dari 0 sampai skala pH = 14 dinamakan sebagai indikator universal. Indikator universal dibuat dari campuran berbagai indikator asam-basa.
Gambar 3.6 Pengukuran pH dengan indikator universal Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan
Dengan memakai indikator universal akan dapat diperkirakan skala pH dari suatu larutan, yaitu dengan cara membandingkan warna yang dihasilkan oleh indikator universal akibat ditetesi dengan larutan yang diuji dengan warna standar sesuai dengan kalibrasi yang telah dilakukan. Biasanya warna indikator pada skala pH telah tercantum pada kertas indikator universal tersebut.

E. Rangkuman

  1. Asam adalah senyawa yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+). Contoh: asam sulfit, asam sulfat, dan asam nitrat.
  2. Basa merupakan zat yang dapat melepaskan ion OH’ dalam air. Contoh: NaOH, KOH, dan Mg(OH)2
  3. Garam merupakan zat hasil dari reaksi asam dan basa. Contoh NaCI dan CaC03.
  4. Identifikasi asam, basa, dan garam menggunakan indikator seperti kertas lakmus dan fenolftalein serta indikator alami.
  5. Skala keasaman dan kebasaan dapat ditentukan dari nilai pH. Asam memiliki nilai pH <7 sedangkan basa mempunyai nilai pH >7.
  6. Nilai pH dapat ditentukan dengan kertas indikator universal dan pH meter

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar